Untukmu, Manusia Baik
Hai, apa kabar? Lagi sibuk apa nih sekarang? Semoga bagaimanapun keadaanmu sekarang, kamu selalu bisa mencintai dirimu sendiri lebih besar di setiap harinya ya. Jadi gimana? Capek ya? Ternyata makin dewasa tantangan di perjalanan yang kita lalui semakin besar. Beberapa sangat berat. Dan sesekali kita harus berjuang bertahan mati-matian. Aku tau, banyak hal yang sudah kamu lewati untuk bisa sampai dititik kamu sekarang. Banyak hal yang harus jadi kehilangan kamu juga kan? Bahkan selain semua hal baik dan buruk itu, pundakmu menanggung banyak sekali ekspektasi dari banyak orang. Capek banget ya. Iya, aku paham kok. Yaa walaupun nggak bisa 100% ngerasain apa yang kamu tanggung. Aku paham banget gimana kerasnya kamu memaksa diri kamu sendiri selama ini. Mungkin, emang nggak banyak orang tau itu. Bagaimana kamu yang sebenarnya sangat lemah dari pada kelihatannya. Bagaimana kamu yang sebenarnya banyak menyimpan luka dari pada apa yang terlihat selama ini. Makasih ya, makasih karena sudah sekeras itu berperan sebagai si kuat untuk hidup semua orang yang mengenalmu. Walaupun nggak semua orang bisa menghargai itu. Walaupun nggak semua ora mau peduli akan hal itu. Tapi kamu hebat banget. Karena titik terendahmu pun, kamu tetap berusaha menjadi sebaik mungkin. Aku tau kok. Kamu jarang banget ngeluh. Kamu lebih sering menyimpan semua perasaan marah kamu, kecewa kamu, dan semua luka kamu sendirian. Selain itu meskipun kamu sendiri banyak menyimpan luka, kamu tetap berusaha jadi teman yang baik untuk teman2 kamu. Rumah yang nyaman untuk sekitarmu. Anak yang baik untuk kedua orang tuamu. Saudara yang baik untuk keluargamu. Terima kasih banyak untuk itu. Dan, maaf ya. Karena terkadang di beberapa keadaan untuk memberi nyaman bagi hidup orang lain kamu harus mengorbankan hidupmu sendiri. Kamu harus mengorbankan dirimu sendiri. Kamu harus mengorbankan kebahagiaan kamu sendiri. Pasti selama ini rasanya sepi banget ya. Kayak, kamu pasti pernah ngerasa kalau kamu juga pengen dingertiin. Kamu juga pengen didengerin. Kamu juga pengen disayang. Kamu juga pengen ada yang bisa paham sama apa yang kamu rasain. Pasti kamu pernah kan ngerasa itu? Tapi gapapa kok. Gapapa banget kalaupun ternyata kita harus jadi rumah buat diri kita sendiri. Lagian kan sejak awal kita emang nggak punya siapa2 selain Tuhan dan diri kita sendiri. Apa2 yang kita punya. Apa2 yang kita perjuangkan. Segala bentuk keduniaan ini toh pada akhirnya nggak ada satupun yang bisa kita bawa mati. Kita kembali ke tanah, hanya membawa diri kita sendiri. Yang penting apapun yang kita hadapi, seberat apapun bebannya, seterjal apapun jalannya. Jangan pernah berhenti jadi baik ya. Selalu lah jadi kamu yang baik. Karena kamu sudah paham betul bagaimana rasanya dilukai. Bagaimana rasanya disakiti. Bagaimana rasanya dikecewakan, di khianati. Kamu juga tentunya sangat paham tentang bagaimana rasanya kesepian. Bagaimana sakitnya sendirian. Kehilangan. Maka dari itu, aku mau minta tolong. Tetaplah jadi satu titik cahaya meski sekitarmu penuh gelap. Jadilah cahaya untuk mereka yang membutuhkan itu. Jadilah cahaya untuk dirimu sendiri. Dunia emang kadang jahat banget. Kadang juga nggak adil. Tapi, sebagai seseorang yang juga menelan kepahitan2 itu, aku harap kamu selalu mau menjadi baik atas hidup ini. Karena kamu yang pernah menelan pahit, tolonglah mereka untuk melalui kepahitan yang sedang mereka hadapi. Karena kamu pernah sulit. Tolonglah mereka agar tak merasakan terlalu sakit. Bukan aku ingin kamu jadi pahlawan atas hidup orang lain. Tapi karena aku yakin, yakin bahwa kamu sangat paham tentang bagaimana kita juga bisa merasakan tertolong, dan cara menolong orang lain. Karena rasa damai itu tidak bisa kita temukan pada hal yang lain. Dan tentang ini, kamu tentunya memahami itu kan? Jadi jangan berhenti jadi orang baik ya. Terima kasih banyak. Terima kasih banyak untuk peran hebatmu selama ini.
Komentar
Posting Komentar