1/365

Mari kita bangun lagi semuanya dari awal. Ceritanya kita lanjutkan lagi, walau sebelumnya sudah kehilangan peran utamanya. Setidaknya ada kisah yang harus bertemu akhir yang bahagia. Baik darimu, atau dariku. Kita sama2 pulih ya. Belajar memaknai dari luka yang sebelumnya sulit untuk dimaafkan. Dari apa2 yang sudah runtuh. Dari apa2 yang sudah hilang. Semoga akan bertemu jalan baiknya tahun ini. Setelah sebelumnya kita kehilangan jalan pulangnya. Setiap permulaan memang tidak bisa langsung membaik. Tapi bukankah kita masih bisa usahakan semuanya? Bukankah sebelumnya kita juga sudah mahir dengan luka? Lalu apa lagi yang kamu takutkan? Harusnya kamu yang sudah pandai dengan kehilangan itu, tidak takut lagi dengan kesepian. Kesepian hanya tentang diri sendiri yang belum menemukan teman cerita. Dan kehilangan hanya tentang bahagia yang memang belum waktunya saja. Bisa nanti, esok, atau bahkan lusa. Kita memang sedang disuruh untuk menerka nerka. Karena Tuhan senang menyembunyikan makna bahagia. Agar kemudian kita belajar menemukan maknanya sendiri. Kita memang tidak pernah peka dengan maksud Tuhan. Terlebih saat sedang kecewa. Rasanya Tuhan tidak pernah adil. Rasanya Tuhan tidak pernah melihat kita. Yang padahal, sadar atau tidak, Tuhan memberimu luka karena ia rindu dengan sujudmu. Ia rindu kau kembali padanya dan mengeluh sejadi jadinya. Mungkin tahun kemarin banyak bercandanya. Mungkin tahun kemarin terlalu banyak lupanya. Sampai akhirnya Tuhan kasih kita kecewa hanya karena meminta kita kembali padaNya. Tuhan baik ya, tidak memberikan apa yang kita minta sedemikian cepatnya. Tuhan membiarkan kita tertawa dengan dunia. Lalu memeluk kita saat dunia mengecewakan kita. Tuhan baik, kita yang jarang peka. Kita selalu membiarkan diri tertampar realita dulu sebelum bahagia. Yang padahal sudah jelas2 Tuhan bilang jangan terlalu mencintai dunia. Dunia hanya temporary. Indahnya sementara, bahagianya sementara. Buktinya tawamu saat bercanda dengan dunia sekarang selesai juga kan? Mari kita peluk Tuhan kita masing2. Sudah lama ini kita lupa. Kita masih punya Dia, kita masih milikNya. Yang sewaktu waktu bahagia bisa tiba, bahagia juga bisa reda.  Mulai hari ini, kita berubah ya. Dicoba pelan2 untuk kembali berdialog dengan Tuhan. Siapa tahu, Tuhan sedang rindu dengan cerita kita. 

Komentar