dec.

Memasuki awal desember dengan lukanya. Tetap berjalan meski dengan apa adanya. Apalagi yang bisa diraih dari aku. Sedang aku, sudah kehilangan semuanya. Fase dewasa yang kataku dulu sepertinya menyenangkan. Ternyata tidak semudah pikiranku waktu kecil. Dewasa ini dipaksa tumbuh dengan ribuan babak belur. Dipatahkan oleh ekspektasi. Dipulangkan karena depresi. Mana yang katanya bahagia? Mana yang katanya akan indah pada waktunya? Aman mana lagi yang bisa ku percaya. Pelukan siapa lagi yang menyenangkan? I'm lost everything. Sudah terlalu rusak untuk diperbaiki, terlalu remuk untuk disusun kembali. Kecewa mana lagi yang harus aku maklumi. Tidak ada lagi kata2 yang bisa menggambarkanku saat ini. Apakah ada kata lain yang lebih hancur dari ini? Maka akan kuteriakkan setiap hari. Kehilangan teman, rumah, atau apalah itu namanya yang sering kusebut mencintai. Semua manusia memang akhirnya bakal pergi. Tapi bisa nggak,  kalau mau pergi itu permisi. Jangan tiba2 hilang saat aku sedang berjuang disini. Dipukul mundur oleh kenyataan bahwa ternyata memang semuanya sudah usai. 

Komentar