Atur Saja Tuhan Gimana Baiknya

Akan ada waktunya, kamu merasa tidak ada satu manusia lagi yang peduli. Semuanya ada, tapi semuanya semu. Antara bayang2 dan raga yang utuh ada jiwa yang bingung maunya apa. Kamu gak sendirian waktu kamu lagi merasa sedih. Semua orang juga pernah patah. Semuanya pernah gagal dengan porsinya. Kita ini manusia2 yang sulit untuk bilang tidak. Sebaik baiknya manusia, kita tetap punya batasnya. Batas untuk bilang, "maaf aku gabisa". Kadang kita lupa untuk itu. Terlalu mengiyakan banyak maunya orang lain, sampai bingung maunya diri sendiri di kemana kan. Kadang, sesekali memberi penghargaan kecil kepada diri sendiri itu perlu. Mungkin kalau di bumi ada kesempatan untuk minta maaf, orang pertama yang akan saya temui adalah diri saya sendiri. Untuk belajar menerima kenyataan bahwa aku ini banyak kurangnya. Dari kecil kita ini diajarkan untuk berdiri sendiri. Setelah dewasa, lalu kita bisa berlari. Terus kalau kita jatuh, ya kita harus bisa bangun sendiri. Bertahan ya. Gapapa kalau memang belum menang. Setidaknya sudah sampai sini saja kita sudah luar biasa. Walau, kadang masih suka bingung kita mau lari kemana dan harus bagaimana. Kita ini hilang arah. Tapi kita tetap ikut alurnya saja. Kemana pun Tuhan akan membawa hidup yang tidak karuan ini. Aku pasrah, Tuhan atur saja gimana baiknya. Sekiranya ada sedikit jatah bahagia untukku di depan sana. Tolong antarkan aku kesana. Manusia ini sudah lelah Tuhan. Tolong kuatkan lagi bahu2nya untuk semua beban2nya. Kalau untuk menyerah itu terlalu tidak mungkin. Karena masih ada rumah yang harus dibahagiakan. Sekarang ini bisaku cuma berdiri tegar sendirian. Selebihnya, Tuhan atur saja gimana baiknya. 

Komentar