Ada yang Sedang Muak dengan Dewasa

Ada yang sudah dewasa namun sedang muak dengan hidup dewasanya. Ada yang pernah makan sambil menangis, ada yang sering di jalan pulang, bahkan ada juga yang menangis sampai ketiduran. Lalu selanjutnya harus nangis sambil ngapain lagi ya? Yang paling sering, kadang menangis di bawah air hujan. Agar air mata dan air hujan menyatu menertawakan luka. Biar nggak kelihatan lemah. Biar nggak kelihatan kalau hidup dewasa kadang memang sehancur ini. Ada yang sedang kuliah dibayari orang tua, lalu hidup semaunya. Padahal ada anak manusia yang sedang banting tulang untuk sekedar selesainya pendidikan. Ada yang sudah bekerja lalu mengeluh dengan pekerjaannya. Yang padahal, banyak pengangguran yang sedang menangis mencari kerja. Fase yang paling sulit kadang datang setelah selesai menempuh pendidikan. Dimana sulit2nya mencari kerja. Bahkan kadang sering kepikirian buat menyerah saat itu juga. Karena katanya, menyerah lebih mudah dari bertahan. Lalu apa beda kita dengan pecundang. Yang memangku tangan lalu dunia akan memberi semua yang dia minta. Ada yang sudah dewasa namun sedang muak dengan hidup dewasanya. Ada yang sedang lelah seharian bekerja, lalu bertemu dengan diri sendiri setiap malam dan bertengkar dengan isi kepalanya. Ia rutin sekali menghakimi dirinya sebagai manusia paling lelah di bumi ini. Yang padahal nggak ada yang lebih lelah dan menyedihkan dari orang yang tidak tahu harus mengerjakan apa untuk sekedar bisa makan besok pagi. Di dunia ini banyak rumah2 megah yang tidak bersyukur. Yang jarang melihat ke bawah. Bahwa betapa beruntungnya kalian yang masih punya rumah dan bisa hidup sampai besok. Bagaimana dengan anak jalanan yang tidak tahu malam ini tidur dimana. Dan apakah besok ia masih hidup atau tidak. Bagaimana dengan mereka? Hidup dewasa yang aku temui ternyata hanya kurangnya rasa cukup bagi setiap manusia. Bahwa sesederhana apapun makna yang kau temui hari ini, ya itulah hidupmu. Karena yang megah pun, kadang tidak bertahan selamanya. Mungkin cuma sekedar gilirannya saja yang punya uang. Yang bahagia juga begitu. Mungkin cuma sekedar gilirannya saja yang sedang tertawa. Karena setelah gilirannya selesai, hanya akan ada 2 kemungkinan. Bertahan atau hilang. Kadang yang hilang ini yang menyakitkan. Namun bukankah semua kebahagiaan diawali dengan kehilangan? Lantas apa yang lebih mudah dari menyerah. Apa yang lebih indah dari sekedar hidup yang apa adanya. Banyak manusia yang kadang suka kurang sadar, bahwa hidup masih bisa melihat dan bernafas saja itu sudah luar biasa. Kau tahu, Tuhan baik. Kita yang kurang mensyukurinya. Tuhan baik, cuma kita yang kadang kurang paham saja maksudnya gimana. 

Komentar