Postingan

Mei yang Tenang

Kali ini aku cuma mau tenang. Mungkin untuk sekedar tidur lelap yang panjang. Untuk memberi jeda kepada bagian2 yang nggak pernah dikasih istirahat. Untuk kembali memeluk diri sendiri, yang nampaknya mulai terbiasa dengan kesepian. Sebab manusia datang hanya lalu lalang. Menyumbang luka lalu kembali hilang tanpa rasa bersalah. Nampaknya kini diri mulai lelah dijadikan pelabuhan. Dari senang yang sementara, dan bahagia yang ternyata nggak selamanya. Dari pulang dan perginya seseorang sampai sisa diri yang sekarang hilang arah. Nggak tau lagi mau lagi kemana. Sebab semuanya telah berantakan. Dan, rusak semua. Lalu rumah mana lagi yang aman? Jalan mana lagi yang harus dilalui? Biar tenang, harus ngapain lagi ya? Nampaknya jalanan pun sudah muak dengan ceritaku yang itu2 saja. Pedihnya masih tentang hal yang sama. Yang sampai sekarang, belum bisa aku maafkan. Kenapa ya, kenapa sekarang jadi kayak gini. Perasaan dulu aku nggak sekacau ini. Aku, sedang rindu dunia yang baik2 saja. Aku rindu ...

Ada yang Sedang Muak dengan Dewasa

Ada yang sudah dewasa namun sedang muak dengan hidup dewasanya. Ada yang pernah makan sambil menangis, ada yang sering di jalan pulang, bahkan ada juga yang menangis sampai ketiduran. Lalu selanjutnya harus nangis sambil ngapain lagi ya? Yang paling sering, kadang menangis di bawah air hujan. Agar air mata dan air hujan menyatu menertawakan luka. Biar nggak kelihatan lemah. Biar nggak kelihatan kalau hidup dewasa kadang memang sehancur ini. Ada yang sedang kuliah dibayari orang tua, lalu hidup semaunya. Padahal ada anak manusia yang sedang banting tulang untuk sekedar selesainya pendidikan. Ada yang sudah bekerja lalu mengeluh dengan pekerjaannya. Yang padahal, banyak pengangguran yang sedang menangis mencari kerja. Fase yang paling sulit kadang datang setelah selesai menempuh pendidikan. Dimana sulit2nya mencari kerja. Bahkan kadang sering kepikirian buat menyerah saat itu juga. Karena katanya, menyerah lebih mudah dari bertahan. Lalu apa beda kita dengan pecundang. Yang memangku tang...

Berdamailah dengan Diri Sendiri

Gambar
Berdamailah dengan hal yang nggak bisa kita miliki. Karena mau sehebat apapun usahanya, kalau memang bukan buat kita ya bukan kamu lagi pemenangnya. Kita nggak bisa memaksa semua hal sesuai dengan kemauan kita. Karena belajar menerima kekalahan adalah jalan terbaik yang dilakukan seorang pemenang. Walau mungkin memang berat. Tapi nanti juga bakal terasa ringan. Kalau kita, bisa berdamai dengan realita. Ingat, kamu nggak lagi gagal sendirian. Berdamailah dengan keadaan yang nggak bisa kita ubah. Jangan lihat orang lain yang sedang bahagia. Karena memang jalannya kita belum sampai kesana. Nanti juga kita bakal paham sendiri, tentang sedih, sakit, gagal, dan kecewa hari ini.. semuanya nggak abadi. Ada saatnya untuk berubah sendiri. Dan usahamu, mungkin sedang disuruh rehat sejenak. Mungkin kamu sedang terlalu lelah mengejar. Sekarang, biarkan bahagianya datang sendiri. Nggak usah dijemput. Kita tunggu saja waktunya. Kemarin2 waktu kita berusaha sendiri malah jadi berantakan bukan? Sekaran...

Atur Saja Tuhan Gimana Baiknya

Akan ada waktunya, kamu merasa tidak ada satu manusia lagi yang peduli. Semuanya ada, tapi semuanya semu. Antara bayang2 dan raga yang utuh ada jiwa yang bingung maunya apa. Kamu gak sendirian waktu kamu lagi merasa sedih. Semua orang juga pernah patah. Semuanya pernah gagal dengan porsinya. Kita ini manusia2 yang sulit untuk bilang tidak. Sebaik baiknya manusia, kita tetap punya batasnya. Batas untuk bilang, "maaf aku gabisa". Kadang kita lupa untuk itu. Terlalu mengiyakan banyak maunya orang lain, sampai bingung maunya diri sendiri di kemana kan. Kadang, sesekali memberi penghargaan kecil kepada diri sendiri itu perlu. Mungkin kalau di bumi ada kesempatan untuk minta maaf, orang pertama yang akan saya temui adalah diri saya sendiri. Untuk belajar menerima kenyataan bahwa aku ini banyak kurangnya. Dari kecil kita ini diajarkan untuk berdiri sendiri. Setelah dewasa, lalu kita bisa berlari. Terus kalau kita jatuh, ya kita harus bisa bangun sendiri. Bertahan ya. Gapapa kalau me...

Tentang Rindu yang Tidak Boleh

Terlalu banyak alasan, tentang mengapa akhirnya seseorang memilih hilang. Tapi bukankah untuk merindukan seseorang, kita tidak butuh alasan? Banyak yang sudah berlalu. Tapi banyak juga yang tidak bisa menjauh. Di dunia ini, siapapun mempunyai hak untuk tinggal dan meninggalkan. Tapi di dunia ini juga, siapapun memiliki kesempatan untuk menetap dan menempati. Rumah yang dulunya mungkin jadi satu2nya tujuan setiap kali pulang. Mungkin sekarang sudah banyak berubahnya. Mungkin, halaman depannya masih sama. Tapi kita tidak pernah tau siapa penghuninya yang sekarang. Kita bisa saja pergi jauh dari sana. Tapi memangnya menghapuskan kenangan bisa sama mudahnya dengan hanya pergi dari sana. Dan nyatanya, sejauh apapun larinya, pikiran kita kadang masih tertinggal disana. Tentang, bagaimana makan siangmu hari ini. Tentang, apakah tidurmu lelap malam ini. Hingga tentang, siapa yang tangannya kau genggam sekarang ini. Kadang, kita memang sudah pergi jauh dari sana. Tapi kadang juga, rasanya jiwa ...

six years ago...

Ini emg ga da isinya. Jadi, ya udah. Gitu aja. Gapapa juga sebenernya. Hehehe:d

Mulai Besok Aku Berhenti

Mulai besok aku akan berhenti mengharapkanmu. Jangan kembali lagi ya. Kau tau kan? Mencintaimu kembali adalah hal yang sangat mudah. Mari kita saling menghilang sampai tidak saling menemukan. Mari kembali menjadi asing, sampai kita tidak lagi saling mengenal satu sama lain. Kembalilah menjadi aku dan kamu yang bukan siapa2. Maaf kalau suka bikin kamu kecewa selama ini. Soalnya aku sendiripun sering kecewa dengan diriku sendiri. Karena aku bukan yang terbaik ternyata. Lagi2 bukan aku orangnya. Dan bukan kamu yang untuk aku. Aku cuma manusia yang sedang hilang arah. Dan berjanjilah untuk tidak menangis. Karena kamu cuma kehilangan aku. Sebagian kecil manusia di bumi yang tidak bisa membuatmu bahagia sejauh ini. Tolong dimaafkan semua kurangku ya. Karena akupun belum bisa memaafkan diriku sendiri. Selamat tinggal dengan semua kenangannya. Silahkan dibawa pulang saja apa2 yang masih tersisa. Aku rela kalau memang kehilanganmu adalah salah satu cara pendewasaan hidup. Aku rela kamu pergi. D...