Mei yang Tenang
Kali ini aku cuma mau tenang. Mungkin untuk sekedar tidur lelap yang panjang. Untuk memberi jeda kepada bagian2 yang nggak pernah dikasih istirahat. Untuk kembali memeluk diri sendiri, yang nampaknya mulai terbiasa dengan kesepian. Sebab manusia datang hanya lalu lalang. Menyumbang luka lalu kembali hilang tanpa rasa bersalah. Nampaknya kini diri mulai lelah dijadikan pelabuhan. Dari senang yang sementara, dan bahagia yang ternyata nggak selamanya. Dari pulang dan perginya seseorang sampai sisa diri yang sekarang hilang arah. Nggak tau lagi mau lagi kemana. Sebab semuanya telah berantakan. Dan, rusak semua. Lalu rumah mana lagi yang aman? Jalan mana lagi yang harus dilalui? Biar tenang, harus ngapain lagi ya? Nampaknya jalanan pun sudah muak dengan ceritaku yang itu2 saja. Pedihnya masih tentang hal yang sama. Yang sampai sekarang, belum bisa aku maafkan. Kenapa ya, kenapa sekarang jadi kayak gini. Perasaan dulu aku nggak sekacau ini. Aku, sedang rindu dunia yang baik2 saja. Aku rindu ...